Monday, 5 November 2018

Kerja di Jakarta itu enak, ceunah.

0

Kerja di Jakarta itu enak.
Kata orang-orang yang gak pernah hidup ngerantau di Ibu Kota.
Dan setahun sudah gue akrab dengan oksigen di kota ini. Sungguh waktu terasa cepat sekali berlalu.

Setiap kali gue pulang kampung (padahal rumah gue masih di kota wkwk), tak jarang saudara-saudara gue bilang, “Enak ya kerja di Jakarta gajinya gede”. Gue cuma bisa ketawa.

Gue selalu heran sama pola pikir dimana materi dinomor satukan, kemudian suatu hal dibandingkan dengan hal yang tak sebanding.

Kerja di Jakarta bukan gajinya yang gede, tapi biaya hidupnya yang gede, sehinggan gaji akan disesuaikan. Itu pun oleh Pemerintah. Jadi, mau kerja di kota manapun, untuk urusan finansial sebenernya sama aja. Balik lagi ke pribadi masing-masing, apakah bijak atau tidak dalam memanagenya.

Tapi kebanyakan orang gak mau mikir kesitu, cukup lewat instagram, orang dengan mudah men-judge bahwa kehidupan yang lain lebih enak. Padahal apa yang mereka liat itu hanya kepingan. Sesungguhnya masih banyak hal terjadi diluar instagram.

Gue kerja di Jakarta, tapi gue gak tiap hari bahagia. Namanya hidup pasti ada sedihnya. Dan gak semua kesedihan bisa kita share. Gue sedih karna gak bisa tiap hari bercengkrama dengan orang tua, gue sedih karna ketika gue balik kerja ya gue balik ke kosan dan hanya ada diri gue sendiri, gue sedih karna kalo sakit ya gue harus urus diri gue sendiri.

Tapi gue juga tentunya punya bahagia dan banyak hal yang gue syukuri dari setaun gue di Ibu Kota.

Jadi, please jangan bandingkan hidupmu dengan hidup orang lain. Karna setiap manusia memiliki porsi yang berbeda.

Sunday, 12 November 2017

9 Rekomendasi Drama Korea dari Orang Yang Bukan Pecinta Drama Korea

0

Well, gue bukanlah pecinta (fanatik) drama korea (drakor). Tapi gue suka nonton drakor. Kebanyakan orang mungkin nonton drakor karena cast-nya mereka suka. Kalo gue nonton drakor karena ceritanya yang gue suka. Bahkan gue gak merhatiin siapa aja pemainnya dan apakah mereka terkenal. Dan kali ini gue mau ngerekomendasiin beberapa drakor yang udah gue tonton. Dimulai dari drakor yang sekarang lagi gue tonton ya.

1.       Because This Is My First Life
Cast: Lee Min Ki, Jung So Min
Drakor ini bercerita tentang dua orang dewasa yang tidak berkeinginan untuk menikah, tapi mereka malah menikah karena mereka saling membutuhkan satu sama lain. Si cowo butuh penyewa kamar buat ngelunasin cicilan rumahnya. Dan si cewe butuh tempat tinggal murah karena gak punya tempat tinggal.

Review:
Pertama kali liat cast cowonya ampun dah model rambutnya belah tengah, udah gitu kaku banget orangnya, dan pikirannya selalu teoritis. Kalo cewenya sih cantik imut. Dari awal episode drakor ini udah seru. Makin kesini makin seru. Ditambah cast yang lainnya juga yang gak kalah kocak dalam membumbui drakor ini. Dan gue udah nonton drakor ini sampe episode 10. Yang awalnya si cowo sama si cewe gak ada perasaan cinta sama sekali, di episode 10 si cewe mulai suka nih sama si cowo. Dan diliat dari epilognya sih, di episode 11 kayaknya si cowo juga mulai suka sama si cewe.

2.       Go Back Couple
Cast: Jang Nara, Son Ho Joon
Drakor ini bercerita tentang pasangan suami istri yang setelah mereka menikah tidak menemukan kebahagiaan karena kurangnya waktu bersama dan kurang memahami satu sama lain. Sang suami sibuk bekerja sebagai bawahan dokter sekaligus menjaga wanita selingkuhan si dokter. Sedangkan sang istri sibuk menjadi ibu rumah tangga dan sudah tidak mempedulikan penampilan. Suatu ketika saat sang istri menemukan bukti bahwa sang suami selingkuh tanpa menanyakan langsung kebenarannya kepada sang suami. Padahal saat itu sang suami bukan sedang selingkuh, melainkan sedang menjaga selingkuhan atasannya. Akhirnya sang istri meminta cerai. Dan setelah cerai, mereka menyesal atas kehidupan yang telah mereka jalani dan berharap dapat kembali ke masa lalu untuk merubah kehidupan mereka. Tak disangka, keesokan harinya saat mereka bangun tidur, mereka kembali ke masa lalu dimana mereka masih berumur 20 tahun dan masih kuliah.

Review:
Gue termasuk tipe orang yang suka genre fantasi. Kayak drakor satu ini. Apalagi ceritanya masih berkisar umur-umur kuliahan. Seru dan banyak kekonyolan deh. Tapi ada harunya juga yang berhasil bikin berkaca-kaca. Gue udah nonton sampe episode 8. Yang dari awal episode berantem terus, di ending episode 8 gue seneng banget akhirnya si suami sadar betapa baiknya sebenernya si istri. Gak sabar buat nonton episode 9 nya ah.

3.       My Secret Romance
Cast: Sung Hoon, Song Jieun
Drakor ini bercerita tentang si cowo sang eksekutif muda dan si cewe sang juru masak yang tidak sengaja bertemu di pantai dan mengobrol sambil meminum wine lalu terbawa suasana dan mereka melakukan hubungan di dalam mobil. Keesokan harinya si cewe langsung meninggalkan mobil saat si cowo masih tertidur. Setelah itu mereka tidak bertemu lagi. Sampai beberapa tahun kemudian mereka dipertemukan kembali di sebuah perusahaan milik sang eksekutif muda dan si cewe menjadi karyawan baru sebagai juru masak di perusahaan tersebut tanpa mengetahui siapa atasannya.

4.       The Liar and His Lover
Cast: Lee Hyun-woo, Joy “Red Velvet”
Drakor ini bercerita tentang industri musik di Korea. Sang komposer yang disukai oleh gadis SMA karena lagu yang dibuatnya (dengan tiba-tiba di jalan meminjam handphone si gadis lalu merekamnya) selalu terngiang-ngiang di kepala si gadis. Namun si gadis tak tahu bahwa sang komposer tersebut adalah idolanya selama ini. Karena ketika tampil diatas panggung, sang komposer selalu memakai topeng. Hingga akhirnya si gadis mengikuti kompetisi band di sebuah label dan memenangkan kompetisi tersebut dengan hadiah mendapat kontrak rekaman. Ternyata label tersebut adalah tempat dimana sang komposer bekerja.

5.       The Miracle
Cast: Hong Yoon Hwa, Kim Na Hyun
Drakor ini bercerita tentang kembar perempuan tapi yang satu gemuk (kakak) dan yang satu langsing (adik). Sang kakak iri dengan kehidupan sang adik yang berbeda jauh dengannya karena perbedaan fisik mereka. Sang adik merupakan seorang aktris dan memiliki banyak penggemar. Sedangkan sang kakak hanya bisa menjadi penyiar radio yang disiarkan secara independen dari kamarnya dan taka da yang tau bentuk fisiknya. Suatu ketika sang kakak bertemu seorang yang memiliki magic. Yang membuat jiwa sang kakak dan sang adik tertukar.

6.       Goblin
Cast: Gong Yoo, Kim Go-eun
Yah drakor yang satu ini siapa sih yang gak tau? Kayaknya ini drakor ter-hits di akhir tahun 2016. Dan emang seru parah sih menurut gue. Nyeritain tentang prajurit zaman dulu yang disebut Goblin. Dia terus hidup dengan fisik gagah tampan yang gak menua, dan cuma bisa mati kalo pedang yang nancep di dadanya (cuma bisa diliat sama pengantin goblin) ditarik oleh pengantin goblin. Dan pengantin goblin ini adalah seorang gadis SMA yatim piatu yang kesepian. Pertemuan keduanya terjadi setiap si gadis meniup api.

7.       Doctors
Cast: Kim Rae Won, Park Shin Hye
Drakor ini bercerita tentang kisah cinta antara dokter. Si pria yang seorang dokter namun memutuskan untuk menjadi guru dan meninggalkan profesinya, tinggal di sebuah kontrakan milik seorang nenek-nenek yang memiliki cucu seorang gadis yang masih SMA. Ternyata pria tersebut mengajar di sekolah cucunya si nenek. Dan akhirnya si nenek meminta pria tersebut untuk memberikan pelajaran tambahan di luar sekolah untuk si cucu. Hingga tumbuh rasa suka diantara keduanya namun tidak ada yang berani menyatakan. Akhirnya identitas si pria diketahui bahwa ia seorang dokter. Kemudian ia memutuskan untuk kembali ke rumah sakit menjalani profesinya sebagai dokter. Beberapa tahun kemudian, si gadis yang tumbuh menjadi dokter dipertemukan di rumah sakit dimana si pria bekerja.

8.       Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo
Cast: Lee Joon-Gi, IU
Drakor ini bercerita tentang seorang wanita yang tenggelam dan ketika itu terjadi gerhana total, yang membawanya tiba-tiba ke era zaman dulu. Wanita tersebut muncul di pemandian para pangeran kala itu. Hingga akhirnya wanita tersebut bekerja di istana dan hidup sebagai pelayan para pangeran. Namun sifatnya yang pemberani berbeda dengan para wanita di era tersebut membuat beberapa pangeran tertarik padanya.

9.       That Winter The Wind Blows
Cast: Jo In Sung, Song Hye Kyo
Ini sebenernya drakor udah lama ya, tapi gue baru nonton di tahun 2017 wkwk.
Drakor ini bercerita tentang seorang pria yang berbohong menjadi seorang kakak dari wanita tuna netra. Hal tersebut ia lakukan karena kakak asli si wanita yang merupakan teman dekatnya telah meninggal. Dan si wanita tak mengetahuinya karena ia telah terpisah dengan sang kakak sejak kecil pasca perceraian kedua orangtuanya. Mereka dipertemukan ketika keluarga si wanita mencari sang kakak. Si pria pura-pura menjadi sang kakak demi mendapatkan uang untuk melunasi hutangnya kepada bandar judi. Namun lambat laun si pria ini mulai memiliki perasaan kepada si wanita dan tak berharap mendapatkan uang lagi. Hingga akhirnya kebohongannya terbongkar. Dan di sisi lain ternyata si wanita pun memiliki perasaan kepada si pria.


Sunday, 22 October 2017

AC ya Daikin

0

     Masa ke masa kebutuhan manusia terus bertambah. Karena memang kodrat manusia yang tidak pernah merasa puas. Dan di era modern saat ini, manusia selalu menuntut hal yang praktis untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk itu, teknologi pun dibuat semakin canggih. Salah satu alat canggih pemuas kebutuhan manusia zaman sekarang adalah AC (Air Conditioner).


     AC (Air Conditioner) adalah suatu alat yang berfungsi untuk menstabilkan suhu udara di dalam ruangan. Kita dapat menemui AC ini di rumah, di kantor, di restoran, di kereta api, di pabrik, dan banyak tempat lainnya. Seakan manusia tidak bisa hidup tanpa AC. Keberadaan AC ini bagaikan surga kecil di tengah hiruk-pikuk udara yang panas. Memberikan kenyamanan dengan kesejukan yang membuat aktifitas kita berjalan dengan sempurna.

     Dari sekian banyak merk AC, hanya AC Daikin yang saya percaya. Daikin adalah perusahaan industri berbasis di Jepang yang berdiri tanggal 25 Oktober 1924 dan khusus memproduksi AC. Di Indonesia sendiri, Daikin dikenal sebagai merk AC yang berkualitas. Dengan teknologi canggih dan modern, AC Daikin digemari oleh konsumen di tanah air. Dari kalangan menengah sampai kalangan atas. Daikin ini mempunyai beragam produk AC dengan peruntukannya, yaitu:
  • Hunian
Sumber: http://www.daikin.co.id/id/products/residential/split/index.html

  • Hunian premium
Sumber: http://www.daikin.co.id/id/products/premium_residential/index.html

  • Komersil
Sumber: http://www.daikin.co.id/id/products/commercial/skyair/index.html

  • Industri
Sumber: http://www.daikin.co.id/id/products/industrial/packaged/index.html

     Selain membuat saya nyaman, AC Daikin juga merupakan AC hemat energi, yang ditunjang dengan jaringan service dan penjualan tersebar luas (global), masa garansi yang lama yaitu 3 tahun untuk kompresor dan 1 tahun untuk sparepart, jaminan pengadaan sparepart hingga 10 tahun, serta keunggulan lainnya yang sudah dirasakan oleh banyak orang. Sehingga tidak heran jika Daikin saat ini sudah menjadi no 1 di 4 negara yaitu Australia, Singapura, Thailand dan Vietnam. Jadi, dalam memilih AC saya tidak ragu untuk memilih Daikin. Seperti taglinenya, “Kalau AC ya Daikin”.


     Semoga tulisan ini bermanfaat dan menjadi rekomendasi dalam memilih AC yang berkualitas. Untuk informasi lebih lengkap tentang AC Daikin dapat dilihat di websitenya: http://www.daikin.co.id/




Saturday, 21 October 2017

Krisis Eksistensi Diri

0

Yap. Akhir-akhir ini isi otak gue kayaknya penuh banget. Dari mikirin hal yang gak penting sampe hal yang krusial. Yang bikin tidur gue gak nyenyak, hari-hari gue terasa abu-abu, dan seakan pengen punya mesin waktu yang bisa bawa gue ke masa depan.

Saat ini gue lagi dilanda krisis eksistensi diri.
Gue selalu bertanya-tanya sama diri gue sendiri, apa sih tujuan hidup gue? mau jadi apa sih gue sampe tua nanti? apa aja sih yang udah gue kasih ke orang-orang yang gue sayang? udah bangga kah orangtua gue punya anak kayak gue?

Gue yang saat ini belom jadi apa-apa sedangkan umur gue udah 23, ngerasa banyak banget hal yang seharusnya udah gue lakuin dari dulu-dulu. Padahal dulu gue ngerasa udah cukup baik ngejalanin hidup sebagai manusia. Dari SD sampe SMA gue sekolah di sekolah favorit, gue selalu dapet ranking 5 besar, trus gue kuliah jarang nitip absen, mata kuliah yang gue ulang pun cuma 2, gue aktif berorganisasi, gue dilancarkan saat penelitian, dan gue lulus tepat 4 tahun, Tapi ternyata itu semua gak cukup buat jadi bekal gue ngejalanin hidup pasca kampus. Bener kata orang kalo "Kehidupan nyata itu dimulai setelah lo lulus kuliah".

Setelah lulus kuliah kita bener-bener harus jalan sendiri. Mau gimana kedepannya itu kita yang tentuin. Harus berani ambil keputusan. Harus berani ambil risiko.

Setelah dapet kerja pun ternyata masih ada dilema dimana diri gue bertanya-tanya, apakah kerjaan ini yang gue mau? selamanyakah gue akan bekerja seperti ini?

Mungkin sebagian orang ada yang cuek aja dengan ngejalanin kehidupan ini "yang penting normal kayak orang-orang".

Dan kadang gue sebel sih dengan kalimat "kayak orang-orang". Seakan semua fase kehidupan setiap orang itu harus sama. Lulus SD 6 tahun, lulus SMP 3 tahun, lulus SMA 3 tahun, lulus kuliah 4 tahun, langsung kerja, umur 24 nikah, trus punya anak, and happy life happily ever after.

Gue pun ingin seperti itu (sebenernya). Pasti kebanyakan orang pun ingin.

Tapi kenyataan gak selalu sesuai ekspektasi.

Dan manusia kadang gak mau memahami manusia lainnya.

Kuliah lebih dari 4 tahun ditanya, "ngapain aja lo"
Setelah lulus tapi nganggur lama ditanya, "ngapain aja lo"
Temen satu per satu nikah ditanya, "kapan lo"

Hakikatnya kehidupan setiap orang kan udah diatur sama Yang Maha Kuasa. Jadi ya jalan hidup setiap orang pun akan beda-beda. Hanya manusianya aja yang senang men-tidaknormal-kan hal-hal yang dianggapnya melebihi aturan waktu yang dibuat oleh manusia itu sendiri.

Dan saat ini gue sedang termakan oleh aturan manusia tersebut.

Namun gue gak lantas termakan gitu aja. Gue lihat orang-orang sekitar, gue mengamati bagaimana mereka ngejalanin hidup, bagaimana mereka masih bisa tertawa dibalik masalah, dan bagaimana kuatnya mereka hidup berdampingan dengan manusia-manusia yang gak mau memahami manusia lainnya.

Dengan melihata sekitar, gue jadi aware. Kalo skill yang dibutuhin untuk ngejalanin kehidupan ternyata cuma satu. Yaitu ikhlas. Segimanapun ruwetnya hidup, kalo kita bisa ikhlas, semuanya akan terasa enteng.

Sunday, 27 August 2017

Nyari Kerja.

0

Siapa sih yg ga seneng dapet kerjaan setelah berbulan-bulan usaha kesana kemari ga dapet-dapet? Apalagi pas dapet penghasilan pertama. Bersyukurnya luar biasa.

Ini yg lagi gue alamin sekarang (pake "gue" biar lebih luwes nyeritainnya).

Fyi, gue akhirnya dapet kerja setelah kurang lebih 8 bulan gue kesana kemari nyari kerjaan.

Gue mau flashback.
Kalo diinget-inget selama 8 bulan nyari kerja, kadang gue senyum-senyum sendiri ataupun gue malah sedih. Karna setiap peristiwa tentu ada suka dan dukanya.

Karna di kota asal gue, gue merasa susah dapet kerja, bahkan info loker aja kayak barang langka. Tapi tetiba aja temen gue udah kerja. Kadang suka heran dia tau info lokernya darimana. Hmm. Yaaaaa, semacam harus ada orang dalem gitu dah biar tau ada loker.

Akhirnya gue memutuskan buat cari kerja di ibukota. Ngikutin jejak kakak gue. Walaupun orangtua sebenernya pengen gue kerja di deket rumah aja, secara gue adalah anak perempuan satu-satunya mereka. Dan gue juga sebenernya pengen dapet kerjaan yg deket rumah. Tapi apadaya sepi loker. Dan gue juga mikir kalo gue cuma nunggu ada loker di kota gue, ya entah kapan gue dapet kerja.

Tapi gue juga gak langsung pergi ke ibukota trus mondar-mandir bawa lamaran kerja.

Gue tetep stay di rumah, tapi gue kirim lamaran-lamaran kerja kemanapun yg lagi ada loker via pos atau via email. Dan dominan sih emang ibukota yg banyak loker.

Seminggu dua minggu sebulan dua bulan dan seterusnya,
Akhirnya ada panggilan test atau interview.
Di Bandung
Di Purwokerto
Di Bogor
Di Jakarta (dengan berbagai tempat yang berbeda-beda)
Gue datengin.

Pertama kali ke Jakarta, gue ditemenin sama kakak gue. Tapi kedua ketiga dan seterusnya, gue sendiri. Termasuk ketika gue mau ke tempat tes atau interview. Kakak gue kan kerja, otomatis dia gak bisa nemenin gue 24 jam dong di Jakarta. Jadi ketika gue mau ke tempat tes atau interview, gue sendirian. Ya meskipun gue belom hafal jalanan ibukota, gue bismillah aja.

Banyak banget pengalaman yang gue dapet. Pola pikir gue juga sedikit-sedikit berubah, jadi lebih dewasa. Ya walaupun kadang masih labil haha.

Beberapa pengalaman yang mau gue ceritain:
1. Di Jakarta gue tinggal secara nomaden numpang sana sini. Di Jakpus, Bekasi, Pondok Gede, Depok, Cibinong. Dan yang namanya numpang pasti ada enak dan ga enaknya, tapi kebanyakan ga enaknya menurut gue. Karna gue gak bisa leluasa mau ini itu. Tapi ya mau gimana lagi, gue sabarin aja rasa ga enak tsb.

2. Setiap gue ke Jakarta, pastinya gue masih dikasih ongkos sama orangtua. Dan itu cukup jadi beban buat gue, apalagi ketika gue fail. Kadang gue stres sendiri mikirin harusnya gue yg ngasih ke orangtua. Tapi gue mikir lagi, kalo gue juga ini lagi usaha, dan semoga secepatnya gue bisa bikin orangtua gue seneng dengan gue dapet kerjaan.

3. Ketika gue fail, gue balik ke kota asal gue. Dan gak sedikit pertanyaan-pertanyaan sederhana yang bikin gue nelen ludah dan senyum kecut. Seperti, "Sekarang kerja dimana?" atau "Udah kerja belum?"

4. Entah berapa kali tes dan interview yang udah gue jalanin. Tapi masih belum ada yang goals. Kadang gue mikir, dosa apa gue ko susah banget dapet kerja sedangkan temen-temen gue udah pada kerja. Dan setelah itu gue inget kalo rejeki itu udah dijamin sama Allah swt. Gue balik lagi positive thinking dan gak menghakimi diri sendiri. Toh gue juga udah usaha. Kalo udah waktunya gue kerja, pasti gue bakal kerja. Cukup sabar dan tawakal aja.

5. Suatu ketika badan gue lagi gak fit, tapi gue ada tes kerja di Bogor. Hampir-hampiran gue pingsan di Commuterline (mana bawa tas ransel lumayan berat). Tapi gue tahan dan gue bilang ke diri gue kalo gue gak boleh sakit.

6. Waktu itu gue ada interview di daerah Gancit. Dan ketika gue mau pulang, hujan gede banget. Gue nunggu reda sendirian di fly over. Pas udah agak reda, gue nyoba order Ojek Online. Tapi hampir sejam ga ada yang mau pick up. Akhirnya gue nanya ke orang ada halte transjakarta terdekat atau engga. Alhamdulillah ada. Dan pas gue sampe, ternyata naik transjakarta harus pake kartu ya? Wkwk norak bet dah gue gatau dan otomatis gak punya. Alhasil gue disuruh naik yang dari pinggir dan bayar didalem bis. Gue ikutin sarannya. Dan pas gue masuk kedalam itu bis, gak ada siapa-siapa coy (dan urutan jalannya pun masih ngantri 2 bis transjakarta). Mau gamau gue duduk. Gak lama datenglah petugas bis transjakarta, dan dia nanya gue mau kemana. Gue bilang tujuan gue dan gue juga bilang kalo gue gak punya kartu. Tanpa basa-basi, dia ngasih gue kartu, "Nih pake aja mba"

7. Pernah gue telat dateng interview user (gara-gara macet, udah gitu bis transjakarta yang gue naikin ban nya bocor, trus diturunin di halte terdekat dan setelah itu gue order Ojek Online tapi lama banget dapet driver yang mau pick up). Panik cemas akhirnya gue mewek haha, dan selama diperjalanan terus ngelapin mata. Dan seketika perusahaannya nelfon gue jadi dateng apa engga. Sampe drivernya nanya dan gue malah curhat wkwk. Akhirnya drivernya tancap gas dan gue touch up bedak sama lipstick.

Dan Finally,
Ketika gue hopeless. Handphone gue berdering. Gue angkat, dan alhamdulillah gue keterima kerja di ibukota.

Day after day.
Tibalah gue dapet penghasilan pertama gue.
Alhamdulillah.

Tapi, muncullah (lagi) kalimat-kalimat sederhana yang bikin gue nelen ludah dan senyum kecut. Seperti, "Asik makan-makan dong" atau "Asik gue kecipratan nih" bahkan sampe ada kalimat "Minta dong transfer"

Mungkin kalimat pertama dan kedua, gue masih fine fine aja. Tapi gue kecewa sama kalimat ketiga. What the hemmmmm. Ko kesel ya. Adik gue bahkan orangtua gue aja gak melontarkan kalimat apa-apa. Kenapa segampang itu ngomong kalimat ketiga? Please, think before you speak. Bukan gue pelit. Gue aja masih beradaptasi sama pengeluaran di ibukota. Dan gue sedang mencoba juga untuk gak minta ke orangtua. Kalo sekedar makan-makan gue masih bisa toleransi, tapi ini?

Coba bisa liat dan rasain gimana usaha gue selama 8 bulan.

Fyuuuuuh

Ini cerita gue. Dan tiap orang pasti punya ceritanya masing-masing. Tujuan gue nulis ini pun sebenernya cuma pengen ngeluarin unek-unek aja, hehe (:

Wednesday, 5 July 2017

Hati-hati Overthinking

0

"Kok dia sekarang beda ya?"

Pasti sebagian besar orang pernah merasakan hal ini. Merasa orang yang dikenalnya kini berbeda. Entah itu berbeda sikapnya, tutur katanya, atau penampilannya. Tapi kata "beda" yang biasanya terasa sekali itu adalah karena sikapnya. Entah itu menjadi lebih bijak, lebih cuek, lebih diam, atau bahkan lebih kasar, dan lainnya.

Sebenarnya perubahan itu sah-sah saja terjadi. Karna memang kehidupan manusia itu dinamis. Pasti banyak hal yang terjadi di setiap kehidupannya. Dan satu manusia dengan manusia lainnya akan berbeda cerita. Tak banyak pula manusia yang mau membagi setiap kisahnya, karna terkadang manusia bukan merupakan tempat yang nyaman untuk bercerita.

Overthinking pun mengalir begitu saja. Karna sebagian sifat manusia yang senang menerka-nerka. "Oh pasti karna ini ya, Oh ini mah gara-gara itu deh, Oh iya sekarang kan dia ini, Ah dia mah mentang-mentang udah ini".

Tapi, teman yang tulus akan penuh dengan pemakluman. Dan teman yang tulus akan kembali dengan dia yang dia kenal. Hanya butuh pikiran terbuka untuk melihat segalanya lebih dekat.

Monday, 3 July 2017

SALAH

0

Pernah gak sih ngerasa kesel sama seseorang? padahal orang tersebut gak ngelakuin kesalahan. Hanya kita yang beranggapan bahwa dia "salah".

Lalu setelah itu, terjadi perubahan sikap kita ke orang tsb. Yaitu perubahan ke arah yang "kurang baik". Bahkan terkadang cenderung memandangnya sbg "stranger".

Awalnya orang tsb biasa aja. Tapi lambat laun, perubahan sikap kita pasti akan dirasakan olehnya. Dan karna sikap kita yang seperti itu, orang tsb malah membalas sikap kita dg hal yang sama. "Ah dia juga kayak gitu".

Tanpa ada obrolan.

Tanpa ada teh di meja yang sama.

Semakin lama...

Lalu kita sadar, bahwa justru kita yang salah.

Kemudian kita mencoba bersikap seperti biasa dg harapan orang tsb akan kembali bersikap seperti biasa pula.

But, it doesn't work.

Seperti kata pepatah, "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga".

Mau minta maaf atau diobrolin pun, akan jadi sesuatu yang awkward.

Jadi, jangan pernah memancing kekesalan kepada orang lain. Hanya karna suatu hal yang nampak salah di mata kita. Apa yang nampak, belum dapat mencerminkan secara keseluruhan. Karna jika orang lain sudah terpancing, tak mudah merubah situasi menjadi seperti sedia kala.